Sejarah Sekolah
SMA N 1 Kamang Magek didirikan pada tahun 1999, satu-satunya SMA/MA yang ada di kecamatan Kamang Kamang Magek yang terletak di sebelah timur ibu kota Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam. Atas dasar itu, tokoh masyarakat yang didukung oleh pemerintah setempat, Bapak camat Kecamatan Kamang Magek mengusulkan agar di Kecamatan Kamang Magek dibangun SMA
Sejak didirikan Kepala Sekolah yang telah ditugaskan adalah :
Diawal mula berdirinya bernama SMA N2 Tilatang Kamang. Sekarang telah berganti nama menjadi SMA N 1 Kamang Magek. Hal ini karena di awal mula diberlakukannya kembali pemerintahan nagari, Nagari Kamang masih berada dalam wilayah administratif Kecamatan Tilatang Kamang yang berepusat di Pakan Kamih. Semenjak tahun 2003 terjadi pemekaran di Kecamatan Tilatang Kamang di mana tiga nagari memisahkan diri yakni Nagari Kamang Hilir, Kamang Mudik, dan Magek. Ketiga nagari tersebut pada saat ini berada dalam wilayah Kecamatan Kamang Magek yang berpusat di Joho.
Sekolah ini mulai dirintis pendiriannya pada tahun 1999 dengan menjadikan kawasan bekas Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) sebagai lokasi berdirinya. Tanah tempat lokasi ini berdiri dimiliki oleh Haji Umayya Umar adik dari Haji Rijal Abdullah. Sebelumnya Haji Rijal Abdullah menjadikan kawasan ini sebagai lokasi berdirinya SMPI yang dimilikinya. Sepeninggal dirinya, sekolah tersebut mengalami kemunduran dan akhirnya ditutup. Kemudian pihak Dinas Pendidikan Kecamatan Tilatang Kamang sempat mendirikan Lokal Jauh untuk SMA N 1 Tilatang Kamang, hal tersebut tidak berlangsung lama karena kemudian juga ditutup.
Sebelum dijadikan SMA, kawasan ini menjadi tempat bermain bagi anak-anak kecil. Terutama bermain layang-layang dan sepakbola. Sering kali lahan di depan bangunan sekolah menjadi semak, ditumbuhi oleh ilalang dan berbagai rerumputan lainnya. Namun Almarhum Haji Umayya beserta isteri yang kala itu hanya tinggal berdua di rumah mereka yang terletak di depan sekolah, membersihkan halaman depan sekolah. Dengan menggunakan mesin pemotong rumput, sering menjadi tontonan bagi anak-anak ketika itu. Hal ini karena mesin pemotong rumput merupakan hal yang langka di kampung kami. Mesin bewarna merah yang cukup denga mendorong maka rumput-rumput akan terpotong rapi, mesin semacam itu hanya kami lihat di filem-filem pada televisi ataupun majalah atau koran.
Bangunan sekolah SMPI saat itu terletak menghadap ke jalan (sekarang bernama Jalan Haji Rijal Abdullah). Lokasi tepatnya kira-kira berada di samping bangunan mushalla sekolah sekarang. Pada bagian belakang merupakan rawa, ketika sekolah baru didirikan rawa-rawa itu masih ada, dibuat pagar supaya tidak ada yang jatuh terperosok ke dalamnya. Saat sekarang ini sepertinya sudah ditimbun dengan pasir putih. Pada bagian belakang[1] merupakan lapangan kecil yang penuh dengan lubang-lubang tempat kubangan kerbau. Dahulu ada seorang kakek-kakek pengembala kerbau yang sering mengembalakan kerbaunya di sini. Sering kali kami tak sengaja menginjak kotoran kerbau jika bermain di sini. Kemudian, tanah ini dibatasi dengan parit dengan tanah milik penduduk Nagari Magek. Tampaknya parit itu pada saat ini sudah tidak ada.
Dalam masa 1963-1971 beliau melakukan perjalanan ke India, Pakistan, Afganistan, Iran, dan negeri-negeri di Timur Tengah lainnya. Pada tahun 1971 beliau kembali pulang, pada saat itu bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri tahun 1391 Hijriyah. Dimana beliau memberikan khutbah hari raya di halaman Sekolah Menengah Pertama yang didirikannya.Pada tahun 1973 beliau mendirikan Yayasan Universitas Dakwah Islam Kamang. Yayasan ini membawahi sekolah yang didirikannya yakni sekolah Menengah Pertama Islam atau lebih dikenal dengan nama SMP I. Saat itu sekolah ini sangatlah masyhur sekali, sebab murid-murid yang datang belajar berasal dari jauh. Sebut saja dari Sibolga di Sumatera Utara dan dari Singapura.
Beliau menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Tentara Bukittinggi, Hari Sabtu bulan Maret tahun 1979. Kepergian beliau dilepas oleh anak bungsu beliau yakni Emirah Rijal. Haji Rijal Abdullah memiliki tujuh orang anak dari dua orang isteri. Tiga orang anak dari isteri pertama dan empat orang anak dari isteri kedua. Kesemua anak-anak beliau bermukim di Malaysia dan telah menjadi warga negara Malaysia. Kecuali Mumirah Rijal anak kedua dari isteri pertama, saat ini beliau tinggal di Depok bersama anak-anaknya.
Pada bagian depan dari bangunan sekolah merupakan padang rumput, disinilah kami kanak-kanak sering bermain layangan dan sepakbola. Tempat ini pulalah yang sering dibersihkan agar selalu terlihat indah dan dan rapi oleh Almarhum Haji Umayya beserta isteri. Kira-kira sepuluh meter di depan bangunan sekolah terdapat makam dari pendiri sekolah yakni Haji Rijal Abdullah. Makam tersebut sangat menarik karena dipagari dengan besi setinggi satu setengah meter. Kemudian pada nisannya terdapat keterangan menganai riwayat singkat dari almarhum. Nisannya bewarna putih berbentuk segi empat dengan tingi kurang lebih 60 cm. Saat ini, makam tersebut masih ada dan terletak persis di depan bangunan Kantor TU SMA N 1 Kamang Magek